Allah telah mentakdirkan
kita, siapa ibu kita, siapa ayah kita, bagaimana rezeki kita, dan berapa lama
umur kita sejak ditiupkannya roh pada janin bakal kita nanti. Tidak mudah bagi
seorang ibu ketika mereka diberikan amanah mengandung anak-anaknya.
Source : http://2.bp.blogspot.com/ |
Sebagaimana firman Allah
SWT yang telah banyak kita dengar yaitu, “Dan Kami perintahkan kepada
manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu,
hanya kepada-Kulah kembalimu” (Qs. Luqman : 14)
Dalam firman Allah
diatas jelas untuk kita senantiasa berbuat baik kepada kedua orang tua kita. Ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun. Begitu sulit bagi seorang ibu untuk merawat janinnya
sehingga dapat tumbuh dan berkembang.
Pada saat mengandung seorang
ibu rentan terkena resiko “gestasional
diabetes melitus” atau diabetes pada ibu hamil. Hal ini ada kaitannya
dengan mekanisme pengaturan glukosa (gula darah) selama kehamilan yang ternyata
menunjukkan pengorbanan sel-sel tubuh ibu demi anaknya.
Source : http://www.ummi-online.com/ |
Ibu mengorbankan dirinya
untuk kehidupan janin di kandungannya. Berikut mekanismenya ringkasnya (mungkin
agak rumit bagi yang belum paham istilah medis, tetapi kami berusaha menyajikan
dalam bentuk yang mudah):
- hormon HCG dihasilkan selama kehamilan. (ini yang dideteksi oleh alat tes kehamilan stik, positif jika muncul dua strip)
- hormon HCG menurunkan produksi dan sensitivitas insulin.
- insulin adalah media/kendaraan untuk membawa glukosa dari darah ke dalam sel
- jika jumlah insulin sedikit, maka glukosa akan bertumpuk di darah
- tujuannya agar darah membawa glukosa yang cukup ke janin melalui plasenta
- nah, ibu jadinya sering kekurangan glukosa
- akibatnya tubuh mengkompensasi dengan memproduksi gula dengan jalur ketogenesis (menghasilkan keton).
- keton ini jika bertumpuk darah ibu akan berbahaya (ketonemia). Sehingga ibu rentan terkena diabetes serta kerugian yang lainnya. semua ini untuk janinnya.
- belum lagi jika sudah dibentuk plesenta bayi yang menhasilkan HPL (human placenta Lactogen) yang juga menekan jumlah insulin. Maka mekanismenya seperti tadi.
Semua manusia mengakui
bagaimana pengorbanan ibu baik di kandungan maupun upaya membesarkan kita
sampai kita menjadi orang yang berhasil. Berikut bait syair yang disusun oleh
Imam Az-Dzahabi rahimahullah,
Ibumu telah mengandungmu
di dalam perutnya selama sembilan bulan, seolah-olah sembilan tahun.
Dia bersusah payah
ketika melahirkanmu yang hampir saja menghilangkan nyawanya.
Dia telah menyusuimu
dari putingnya, dan ia hilangkan rasa kantuknya karena menjagamu.
Dia cuci kotoranmu
dengan tangan kirinya, dia lebih utamakan dirimu dari pada dirinya serta
makanannya.
Dia jadikan pangkuannya
sebagai ayunan bagimu.
Dia telah memberikanmu
semua kebaikan dan apabila kamu sakit atau mengeluh tampak darinya kesusahan
yang luar biasa dan panjang sekali kesedihannya dan dia keluarkan harta untuk
membayar dokter yang mengobatimu.
Seandainya dipilih
antara hidupmu dan kematiannya, maka dia akan meminta supaya kamu hidup dengan
suaranya yang paling keras.
Betapa banyak kebaikan
ibu, sedangkan engkau balas dengan akhlak yang tidak baik.
Dia selalu mendo’akanmu
dengan taufik, baik secara sembunyi maupun terang-terangan.
Tatkala ibumu
membutuhkanmu di saat dia sudah tua renta, engkau jadikan dia sebagai barang
yang tidak berharga di sisimu.
Engkau kenyang dalam
keadaan dia lapar.
Engkau puas minum dalam
keadaan dia kehausan.
Engkau mendahulukan
berbuat baik kepada istri dan anakmu dari pada ibumu.
Engkau lupakan semua
kebaikan yang pernah dia perbuat.
Berat rasanya atasmu
memeliharanya padahal itu adalah urusan yang mudah.
Engkau kira ibumu ada di
sisimu umurnya panjang padahal umurnya pendek.
Engkau tinggalkan
padahal dia tidak punya penolong selainmu.
Padahal Allah telah
melarangmu berkata ‘ah’ dan Allah telah mencelamu dengan celaan yang lembut.
Engkau akan disiksa di
dunia dengan durhakanya anak-anakmu kepadamu.
Allah akan membalas di
akhirat dengan dijauhkan dari Allah Rabbul ‘aalamin.
Oleh karena itu, menjadi seorang ibu tidaklah mudah. Anak merupakan amanah, titipan, yang harus dirawat, diberikan kasih sayang, dan senantiasa dibimbing. Lantas, bagaimana kita sebagai seorang anak membalas pengorbanan orang tua kita, terutama kepada ibu? Tidak ada tujuan yang paling utama selain anaknya menjadi anak yang sholeh dan sholehah dan senantiasa berbakti kepada kedua orang tuanya.
-muslimafiyah.com
0 Komentar